Sabtu, 11 Oktober 2014

Kunjungan Bupati Tangerang ke TPST Mitra Warga

Ketua KSM sedang memaparkan kegiatan
Bupati Tangerang, A. Zaky Iskandar, berkesempatan mengunjungi TPST Mitra Warga setelah menghadiri peringatan Hari Ulang Tahun Kecamatan Panongan dan melakukan launching serta packing perdana kompos hasil produksi TPST Mitra Warga di Kantor Kecamatan Panongan pada tanggal 26 Mei 2014.
Diskusi antara DKPP, KSM dan Sekda serta Bupati
Dalam kunjungannya tersebut, Bupati Tangerang mendapatkan penjelasan dari Ketua KSM Mitra Warga yang menjadi pelaksana dan penanggungjawab kegiatan di TPST Mitra Warga, yaitu Ricky Gustiar, SH. Banyak hal yang disampaikan oleh Ketua KSM Mitra Warga, mulai dari sejarah berdirinya TPST, kondisi masyarakat Perumahan Graha Mitra Citra sebelum dan sesudah berdirinya TPST, alur kerja TPST, potensi sampah yang dikelola baik input maupun outputnya, rencana kerja baik jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang, serta kendala-kendala di lapangan yang menjadi faktor penghambat alur kerja TPST, terutama peralatan penunjang yang menjadi faktor dominan sehingga pengelolaan sampah di TPST belum maksimal seperti yang diharapkan.
Dalam kesempatan tersebut, setelah mendengarkan kendala dan persoalan di lapangan yang disampaikan oleh Ketua KSM, Bupati Tangerang langsung memerintahkan Kepala Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman Kabupaten Tangerang (DKPP), Achmad Taufik, untuk segera menindaklanjuti kebutuhan TPST dan berkoordinasi dengan Ketua KSM. Hal tersebut juga disaksikan langsung oleh anggota DPRD Kabupaten Tangerang yang pada hari itu juga berkesempatan hadir mendampingi Bupati.

Ditulis oleh Ricky Gustiar, SH. - Ketua KSM Mitra Warga

Rabu, 04 Juni 2014

Launching TPST Mitra Warga oleh Bupati Tangerang

Senin, 26 Mei 2014, merupakan hari yang sangat bersejarah bagi TPST Mitra Warga karena diresmikan oleh Bupati Tangerang dan dinobatkan sebagai pilot project TPST berbasis masyarakat di Kabupaten Tangerang, dibawah naungan Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman (DKPP) Kabupaten Tangerang. 
Bupati Tangerang sedang membungkus kompos
Hari itu, bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Kecamatan Panongan ke-15, diadakan pameran pembangunan dan ekonomi di Lapangan Kecamatan Panongan, tepat dibelakang Kantor Kecamatan. Acara dimulai pukul 08.30 WIB dengan melakukan dzikir bersama dan doa, yang dipimpin oleh MUI Kecamatan Panongan. Dilanjutkan dengan santunan terhadap anak yatim dan fakir miskin diwilayah Kecamatan Panongan oleh Bupati Tangerang, A. Zaki Iskandar, yang didampingi oleh Camat Panongan, Prima Saras Puspa, sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan YME karena Kecamatan Panongan sudah menginjak usia yang ke-15. Rasa syukur tersebut ditutup dengan acara pemotongan tumpeng oleh Bupati Tangerang dan diserahkan kepada Camat Panongan serta dilanjutkan dengan makan bersama.
Ketua KSM memaparkan kegiatan TPST
Setelah acara tasyakuran selesai dilaksanakan, Bupati Tangerang kemudian meresmikan program unggulan Kecamatan Panongan, yaitu sentra industri kecil makanan ringan dan Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Mitra Warga. Acara launching TPST ditandai dengan packing perdana kompos dari TPST Mitra Warga oleh Bupati Tangerang yang disaksikan oleh Camat Panongan, Anggota DPRD Kabupaten Tangerang, Ketua KSM Mitra Warga serta para undangan yang hadir.
Bupati juga berkenan untuk mengunjungi stand-stand yang ada, termasuk stand sentra industri makanan ringan dan TPST Mitra Warga. Dalam kesempatan itu, Bupati mencoba alat pemotong tempe dan disaksikan oleh pengusaha makanan ringan. Saat berkunjung di stand TPST, Ketua KSM Mitra Warga berkesempatan untuk berdialog secara langsung dan menjelaskan alur proses TPST secara global, termasuk lingkup area kerja yang sudah diambil sampahnya dan diolah di TPST.

Ditulis oleh Ricky Gustiar, SH. - Ketua KSM Mitra Warga

Rabu, 02 April 2014

Hasil Evaluasi Kegiatan TPST Selama 2 Bulan Beroperasi dan Kendalanya


Alur Proses TPST Mitra Warga :
  1. Proses Pengangkutan Sampah dari Rumah Warga, dilakukan setiap hari mulai pukul 07.30 WIB s.d pukul 11.30 WIB
  2. Proses Pemilahan Sampah, dilakukan setiap hari mulai pukul 13.00 WIB s.d pukul 15.30 WIB
  3. Proses Pengolahan Sampah, dilakukan setiap hari mulai pukul 15.30 s.d pukul 15.45 WIB
  4. Pada tahapan selanjutnya, proses komposting berjalan sesuai dengan target, dimana untuk proses tersebut memerlukan waktu sekitar 10 – 15 hari sampai kondisi kompos benar-benar matang. Karena keterbatasan lahan maka untuk proses pematangan dipindahkan ke area lainnya sehingga tidak mengganggu proses komposting yang ada. Hasil komposting dalam kondisi bagus yaitu :
  5. Proses berjalan dengan suhu antara 40O C sampai 60O C
    • Kelembaban kompos berkisar antara 40% - 70%
    • Warna kompos kehitam-hitaman
    • Bau tidak menyengat / asam tapi bau kompos alam
  6. Proses pembersihan area TPST dan perlengkapan kerja, dilakukan mulai pukul 15.45 WIB s.d pukul 16.00 WIB oleh petugas dengan penuh tanggungjawab karena jika tidak dijaga maka akan mempengaruhi proses pengelolaan sampah itu sendiri dimana akan mengundang lalat sehingga proses komposting dapat terganggu.

Hasil evaluasi kegiatan TPST selama 2 bulan beroperasi :
  1. Proses pengangkutan sampah masih memerlukan waktu yang lama, kendalanya karena masih menggunakan sistem manual yaitu dengan gerobak yang ditarik oleh tenaga manusia
  2. Proses pemilahan belum sesuai dengan target dimana seharusnya seluruh sampah yang masuk harus melalui proses pemilahan, kendalanya karena waktu pemilahan yang terbatas, jam kerja petugas tersita cukup banyak untuk proses pengangkutan sampah, sehingga tidak semua sampah dapat dipilah. Dari sekitar 2 - 3 m3 sampah yang masuk TPST, masih ada sekitar 0,7 - 1 m3 yang tidak terpilah dan terpaksa masuk kedalam sampah residu untuk dibuang ke TPA
  3. Proses pencacahan sudah berjalan dengan baik, namun dari segi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) petugas masih terdapat potensi terjadinya kecelakaan, kendalanya adalah posisi hooper yang terlalu tinggi sehingga menyulitkan petugas dalam memasukkan sampah organik untuk dicacah kedalam mesin
  4. Proses komposting sudah berjalan dengan baik, namun jika cuaca hujan maka air hujan akan tampias dan masuk ke area workshop, bahkan ada beberapa titik atap workshop yang bocor
  5. Proses pengayakan masih belum bisa dilakukan, kendalanya karena kapasitas mesin ayak lebih tinggi dari daya listrik terpasang sehingga saat mesin dinyalakan posisi listrik langsung drop
  6. Proses pembersihan peralatan dan area kerja masih terkendala dengan tidak tersedianya tempat penampungan air, jika listrik padam maka proses pembersihan tidak dapat dilakukan
  7. Proses pengangkutan sampah residu ke TPA masih belum maksimal, terkendala dengan kendaraan pengangkut sampah yang tidak bisa masuk ke lokasi TPST karena akses jalan yang sempit, perlu dilakukan pelebaran jalan melalui jalan desa
  8. Proses administrasi dan komunikasi belum bisa dilaksanakan, kendalanya karena belum tersedianya papan informasi, meubeler, alat tulis kerja dan sarana telekomunikasi lainnya
  9. Proses perhitungan jumlah sampah yang masuk dan dibuang serta jumlah kompos yang dihasilkan belum dengan akurat bisa dilaksanakan, terkendala dengan alat timbangan yang belum dimiliki

Ditulis oleh Ricky Gustiar, SH. - Ketua KSM Mitra Warga 

Selasa, 01 April 2014

Alur Kerja Baku Petugas di TPST



Alur kerja baku TPST setelah 2 minggu pertama beroperasi adalah :

Surat Edaran KSM Mitra Warga
  1. Sesuai himbauan dalam surat edaran dari KSM Mitra Warga bernomor 08/KSM_MW/PNG/II/2014 tertanggal 2 Februari 2014, tentang Informasi dan Himbauan yang intinya agar warga memilih dan memilah sampah dari rumah masing-masing dan dimasukkan kedalam kantong plastik kresek dan digantungkan di pohon atau pagar rumah masing-masing serta agar tidak menyediakan tong / tempat sampah didepan rumahnya untuk menghindari adanya pemulung masuk ke lingkungan demi kenyamanan dan keamanan bersama. Sampah tersebut terbagi dalam :
    • Kantong kresek pertama berwarna putih atau bening berisi sampah organik
    • Kantong kresek kedua berwarna selain putih, hitam atau bening, bisa merah, biru, kuning, hijau, dsb yang berisi sampah non organik
    • Kantong kresek ketiga berwarna hitam berisi sampah berbahaya seperti Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), kaca / beling, tusuk sate, jarum, dsb
  2. Sampah diambil oleh petugas setiap hari pukul 07.30 – 11.30 WIB
  3. Sampah mulai dipilah di TPST pukul 13.00 – 15.30 WIB
  4. Sampah dicacah dan ditumpuk di segitiga aerasi pukul 15.30 – 15.45 WIB
  5. Petugas membersihkan area TPST pukul 15.45 – 16.00 WIB
 Ditulis oleh : Ricky Gustiar, SH. - Ketua KSM Mitra Warga

Operasional TPST di Hari Pertama



Petugas sampah sedang melakukan pemilahan

Saat pertama kali beroperasi, sangat terasa bahwa masih banyak hal yang perlu dilengkapi agar operasional TPST bisa berjalan sebagaimana mestinya. Adapun kekurangan tersebut adalah berupa peralatan pendukung serta infrastruktur yang harus diselaraskan dengan alur proses pengelolaan sampah.
Pelaksanaan pengelolaan sampah dimulai pukul 07.30 WIB dimana petugas mulai mengambil sampah dari masing-masing rumah warga di RW-02, dan selesai pengangkutan pukul 11.50 WIB dengan sampah yang masuk TPST sebanyak 3m3. Setelah jam istirahat, pukul 13.15 WIB dimulailah proses pemilahan sampah, sampai pukul 17.45 WIB. Pukul 19.50 sampai pukul 20.40 WIB  sampah dicacah dan disusun di segitiga aerasi. Lalu pekerjaan dilanjutkan dengan pembersihan area dan peralatan kerja dan berakhir pukul 21.10 WIB. 
Proses pencacahan sampah organik
Proses pembersihan area TPST dan perlengkapan kerja, dilakukan petugas dengan penuh tanggungjawab karena jika tidak dijaga maka akan mempengaruhi proses pengelolaan sampah itu sendiri dimana akan mengundang lalat sehingga proses komposting dapat terganggu.
Dari kegiatan operasional tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa proses pemilahan membutuhkan waktu yang cukup panjang sehingga dengan jumlah volume sampah 2-3 m3 perhari sementara jam kerja petugas adalah pukul 07.30 – 15.30 WIB maka proses pengelolaan sampah tidak akan sesuai dengan target. Untuk itu perlu dicari solusi kedepannya agar pelaksanaan operasional TPST dapat berjalan sesuai harapan.

Ditulis oleh : Ricky Gustiar, SH. - Ketua KSM Mitra Warga

Acara Selamatan Sebelum Operasional TPST

Sebelum dioperasionalkannya Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Mitra Warga Perumahan Graha Mitra Citra maka dilakukan terlebih dahulu Acara Selamatan yang dihadiri oleh Kepala Desa Panongan - Suhendi, Kepala Dusun VI Perumahan - Etik Sukarnaria, para Ketua RW se- Perumahan Graha Mitra Citra beserta pengurusnya, para Ketua RT se-RW-02 beserta pengurusnya, mantan Ketua RW-02 - Amin Lukman, SE., para Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama se-RW-02 serta warga masyarakat sekitar lokasi TPST. Hadir juga dalam kesempatan tersebut adalah Mohamad Eko Riyadi, SH., MH., anggota DPRD Kabupaten Tangerang dari Komisi IV dan Ketua Forum Lima Januari (FORJAN) yaitu H. Alih Sualih, SH.
Ketua KSM sedang memberikan pemaparan
Acara selamatan tersebut terbilang khidmat, dipimpin oleh Ust. Sukajaya selaku Ketua DKM Almuhajirin, lantunan dzikir dan tahlil menggema di lokasi TPST, mengharap ridho-Nya agar kegiatan mulia ini senantiasa mendapat bimbingan-Nya.
Selepas doa bersama, acara dilanjutkan dengan pemaparan sejarah pengelolaan sampah di RW-02 sampai dibangunnya sarana TPST dan program kerja TPST kedepannya yang disampaikan oleh Ketua KSM Mitra Warga, Ricky Gustiar, SH. Inti dari pemaparan Ketua KSM ini adalah minta dukungan kepada semua pihak terkait agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan dengan lancar, dimana untuk tahap awal, area kerja KSM hanya di wilayah RW-02, dengan segala keterbatasannya, baik infrastruktur, peralatan maupun dana operasional. Jika sudah berjalan dengan baik dan kendala di lapangan sudah teratasi serta peralatan penunjang sudah tersedia, maka barulah area kerja KSM diperluas ke wilayah RW-04 dan RW-05.
Kiri ke kanan : Mantan Ketua RW-02 GMC, Ketua RW-05,
Anggota DPRD Kab. Tangerang, Kepala Desa Panongan
Semua pimpinan wilayah, mulai dari Kepala Desa, Kepala Dusun, Ketua RW-02, Ketua RW-04 dan Ketua RW-05 serta mantan Ketua RW-02 mendukung sepenuhnya kegiatan ini, dan berharap agar seluruh komponen masyarakat di wilayah Perumahan Graha Mitra Citra dapat memberikan kontribusi positif dan riil kepada KSM Mitra Warga selaku badan pengelola TPST.
Mohamad Eko Riyadi, selaku anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Tangerang juga menyampaikan dukungannya, bahkan jika kegiatan di TPST ini berhasil maka dia akan mengupayakan untuk melobi pihak eksekutif atau Pemerintah Daerah agar menyisihkan anggaran dari APBD Kabupaten Tangerang untuk membantu meng-upgrade peralatan dan infrastruktur TPST agar lebih efektif dan efisien dalam hal operasional sistemnya, bahkan akan membawa TPST Mitra Warga ini menjadi TPST percontohan di Kabupaten Tangerang.

Ditulis oleh : Ricky Gustiar, SH. - Ketua KSM Mitra Warga

Senin, 17 Februari 2014

Kunjungan Camat Panongan ke TPST 3R Mitra Warga

Foto kiri ke kanan : Imam Sutopo, Sekcam, Camat, Kadus & Ketua RW-02
Camat Panongan, Ibu Prima Saras Puspa bersama Sekretaris Kecamatan melakukan kunjungan ke TPST 3R Mitra Warga - Perumahan Graha Mitra Citra Panongan pada hari Minggu, 26 Januari 2014 sekitar pukul 13.00 WIB. TPST Mitra Warga Panongan yang baru diserahterimakan dari Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman (DKPP) Kabupaten Tangerang seminggu sebelum kunjungan Ibu Camat, tepatnya pada hari Senin, tanggal 20 Januari 2014 ini, sedang melakukan pembenahan disana-sini, karena masih banyak hal yang perlu diperbaiki dan dilengkapi. Pembenahan tersebut dilakukan sebelum dioperasionalkannya TPST pada tanggal 1 Februari 2014.
Proses Pengambilan Mesin Cacah di Workshop DKPP
Saat diserahterimakan, kondisi hanggar / workshop TPST beserta mesin komposting memang masih dalam keadaan yang standar dan sederhana sekali. Hanggar yang diterima masih belum terkoneksi dengan listrik secara sempurna sehingga masih ada beberapa titik yang tidak teraliri listrik, seperti lampu penerangan di area workshop yang masih belum menyala. Lalu saluran air pembuangan didalam area workshop yang tidak mengalir, atap yang bocor, jalan akses masuk ke workshop yang belum dilakukan pengerasan serta pompa air yang belum terpasang sama sekali. Selain itu, kapasitas mesin ayak kompos juga tidak sesuai dengan daya listrik yang terpasang sehingga saat dilakukan tes dan menyalakan mesin, listrikpun langsung drop.
Proses pemindahan Mesin Cacah  ke TPST
Mesin komposting yang diterima oleh KSM Mitra Warga berupa satu unit mesin cacah bertenaga diesel dengan sumber tenaga berasal dari Bahan Bakar Minyak (BBM) Solar serta satu unit mesin ayak kompos bertenaga 1,5 HP dengan sumber tenaga listrik. Kedua mesin tersebut ternyata harus diambil sendiri oleh KSM Mitra Warga dari Workshop DKPP di daerah Legok Tangerang.
Di lokasi TPST juga hadir Imam Sutopo, selaku penggiat dan fasilitator sekaligus konsultan TPST. Beliau juga duduk sebagai Tim Kelompok Kerja Tangerang Sehat Kabupaten Tangerang dimana issue mengenai TPST menjadi salah satu concern dari Pokja tersebut.
Mesin Ayak Kompos
Dalam kunjungan tersebut, Camat Panongan berkesempatan untuk melihat-lihat kondisi TPST serta berdialog dan berdiskusi dengan Kepala Dusun VI Perumahan - Etik Sukarnaria, Ketua RW-02 GMC - Wahab Abduh serta Ketua KSM Mitra Warga - Ricky Gustiar, SH. Camat mengatakan bahwa dia sempat bertanya-tanya, di wilayah Kecamatan yang dipimpinnya ada proyek pembangunan TPST, namun belum mengetahui dengan pasti dimana lokasinya karena merupakan program pengajuan tahun 2013, yaitu dimasa Camat sebelumnya. Baru kali inilah dia mengetahui lokasi pasti TPST dimaksud dan berkesempatan mengunjunginya.
Ketua RW-02 memaparkan proyek TPST Mitra Warga mulai dari awal pengajuan proyek sampai proses penyerahan TPST kepada warga RW-02. Sementara Ketua KSM memaparkan kondisi TPST beserta kekurangannya baik dari segi infrastruktur TPST maupun akses jalan menuju TPST, serta melaporkan kesiapan TPST dalam melakukan trial operasional yang dijadwalkan tanggal 1 Februari 2014. Camat yang baru menjabat di wilayah Panongan sejak 4 bulan yang lalu itu pun akhirnya memberikan solusi serta siap membantu KSM Mitra Warga jika dikemudian hari menemui kendala baik secara infrastruktur maupun bantuan teknis lainnya.
Sekcam berdialog dengan Ketua RW-02
Dalam kesempatan itu, Imam Sutopo juga berkesempatan untuk mengajak diskusi Camat Panongan serta Ketua KSM Mitra Warga tentang kondisi ideal serta bagaimana agar TPST dapat berjalan dengan baik sehingga cita-cita Camat Panongan untuk menjadikan TPST Mitra Warga sebagai ikon Kecamatan dapat terwujud. Ditambah lagi dengan rencana Grand Launching TSPT yang direncanakan bertepatan dengan perayaan Ulang Tahun Kecamatan Panongan pada bulan April - Mei 2014 mendatang, dimana momment tersebut akan dimanfaatkan dengan menghadirkan Bupati Tangerang, Ahmed Zaki Iskandar, untuk menyaksikan operasional dan hasil dari TPST Mitra Warga.

Ditulis oleh : Ricky Gustiar, SH. - Ketua KSM Mitra Warga

Jumat, 14 Februari 2014

Tentang TPST Mitra Warga


Sasaran dan Tujuan TPST

Sasaran kegiatan TPST adalah :
  1. Membantu dan melayani masyarakat dalam hal pengelolaan sampah, khususnya di wilayah RW-02 dan segera setelah itu akan merambah ke RW lainnya di wilayah perumahan Graha Mitra Citra; 
  2. Terciptanya lingkungan yang bersih, indah dan sehat di Perumahan Graha Mitra Citra, sesuai motto warga perumahan yaitu “Graha Mitra Citra, kota kebun yang aman, tenteram dan dinamis”; 
  3. Meningkatkan pelayanan dan edukasi terhadap warga masyarakat untuk pelaksanaan program 3R (Reduce, Reuse, Recycle); 
  4. Penguatan sistem dan manajemen pengelolaan sampah berbasis masyarakat melalui pengurangan dan pengolahan sampah serta pemanfaatan sampah untuk keperluan sehari-hari; 
  5. Membantu mengurangi beban Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang dalam menanggulangi permasalahan sampah dengan cara mengurangi beban TPA sampai dengan target 80% dari jumlah timbulan sampah yang ada di Perumahan Graha Mitra Citra. 
Tujuan dari TPST adalah :
  1. Untuk memperkenalkan kepada masyarakat umum tentang proses pengelolaan sampah terpadu berbasis masyarakat dengan metode 3R; 
  2. Untuk meningkatkan rasa memiliki, rasa kepedulian serta rasa kebersamaan dalam menanggulangi permasalahan sampah; 
  3. Untuk memberikan pengetahuan kepada generasi penerus bangsa bahwa sampah bukanlah sesuatu yang kotor, bau dan menjijikkan jika dikelola dengan baik dan benar; 
  4. Untuk menumbuhkembangkan jiwa kewirausahaan masyarakat melalui program pemanfaatan sampah menjadi barang yang bernilai secara ekonomis. 

Sarana dan Prasarana TPST 

Sarana dan prasarana yang ada di TPST Graha Mitra Citra – Panongan meliputi :
  1. Satu unit mesin pencacah ( mesin crusher ) 
  2. Satu unit mesin ayak 
  3. Satu unit hanggar / workshop TPST
  4. Satu unit gerobak sampah manual 

Rencana Pengembangan


Rencana Jangka Pendek ( 1 – 6 bulan ) :
  1. Pengadaan 2 (dua) unit gerobak motor alat transportasi pengangkut sampah, untuk memperlancar proses pengangkutan sampah dari masing-masing rumah ke TPST
  2. Pengerasan dan pemindahan jalan masuk TPST, untuk memudahkan akses jalan masuk gerobak sampah ke area workshop TPST
  3. Pembuatan dan pemindahan lokasi / tempat penyimpanan sampah residu yang permanen dan representative, untuk memudahkan akses pengangkutan sampah residu ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dengan memakai kendaraan / mobil pengangkut sampah dan untuk menghindari timbulnya bau dan lalat serta aspek keindahan lingkungan
  4. Penyediaan peralatan kantor TPST (alat tulis kantor, meubeler, papan informasi, sarana telekomunikasi dan informasi), untuk keperluan administrasi dan komunikasi antar pengurus serta dengan instansi / pihak terkait lainnya
  5. Penambahan 2 (dua) titik lampu penerangan di area luar workshop TPST, sebagai penerangan jika di malam hari
  6. Pengadaan timbangan untuk menimbang sampah yang masuk menurut jenisnya masing-masing dan kompos yang dihasilkan
  7. Penutupan area luar workshop TPST dengan tirai, agar jika cuaca hujan maka air tidak tampias dan masuk ke area komposting dan area pematangan, karena jika terkena air maka proses komposting dan pematangan akan gagal
  8. Pembuatan tower penampung permanen dengan kapasitas 300 - 500 liter, untuk menghemat pemakaian listrik dan sebagai tempat cadangan air jika listrik padam sehingga proses pekerjaan di TPST dapat terus beroperasi
  9. Penyediaan perlengkapan kerja / operasional TPST, untuk membantu kelancaran pelaksanaan pengelolaan sampah serta demi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) petugas sampah
  10. Pembuatan dan pemagaran kebun tanaman obat keluarga Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Mitra Warga yang bekerjasama dengan ibu-ibu PKK dimasing-masing RT untuk pemeliharaannya, sebagai bentuk pemanfaatan kompos yang dihasilkan dari proses pengelolaan sampah di TPST
  11. Penanaman bambu serta pepohonan lainnya disekitar TPST, untuk menghasilkan udara yang kaya oksigen yang diperlukan oleh mikroba dalam melakukan proses pembusukan sampah, serta untuk menetralkan kualitas udara disekitar TPST
  12. Pelebaran akses jalan masuk kendaraan, baik kendaraan pengangkut kompos maupun kendaraan pengangkut sampah melalui jalan desa, sehingga memudahkan KSM dalam melakukan proses penjualan kompos dan sampah non organik kepada pihak ketiga dan masyarakat umum serta untuk memudahkan petugas dalam proses pembuangan sampah residu ke TPA
  13. Pengadaan 1 (satu) unit mesin cacah berkapasitas kecil, untuk mencacah kompos yang sudah jadi sebelum diayak dan dikemas
  14. Pembuatan plang nama bangunan kantor, sebagai jati diri dan informasi kegiatan di TPST
  15. Pembuatan cover mesin ayak dan mesin cacah, untuk Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) petugas sampah
Rencana Jangka Menengah ( 6 bulan – 2 tahun ) :
  1. Pemagaran area sekeliling TPST secara permanen, untuk keamanan peralatan TPST dan keindahan lingkungan
  2. Perluasan area workshop dengan memindahkan kantor TPST dan tempat penyimpanan sampah non organik keluar area workshop, sehingga area workshop diperuntukkan khusus untuk area komposting
  3. Pengadaan tambahan 3 (tiga) unit gerobak motor alat transportasi pengangkut sampah serta penambahan 5 (lima) orang petugas sampah untuk mengcover wilayah RW lainnya
  4. Pembenahan area workshop agar lebih berfungsi dengan baik sesuai alur pengelolaan sampah, sehingga memudahkan petugas dalam melakukan pengelolaan sampah di area workshop TPST
  5. Renovasi bangunan TPST menjadi bangunan yang permanen dan standar, sehingga terlihat lebih nyaman dan bersih serta jauh dari kesan kotor, bau dan jijik karena sampah
Rencana Jangka Panjang ( 2 – 5 tahun ) :
  1. Pembangunan ruangan serba guna untuk menerima kunjungan tamu
  2. Pembuatan taman dan kolam sehingga area TPST menjadi lebih nyaman dan asri



Ditulis oleh : Ricky Gustiar, SH. - Ketua KSM Mitra Warga