Rabu, 02 April 2014

Hasil Evaluasi Kegiatan TPST Selama 2 Bulan Beroperasi dan Kendalanya


Alur Proses TPST Mitra Warga :
  1. Proses Pengangkutan Sampah dari Rumah Warga, dilakukan setiap hari mulai pukul 07.30 WIB s.d pukul 11.30 WIB
  2. Proses Pemilahan Sampah, dilakukan setiap hari mulai pukul 13.00 WIB s.d pukul 15.30 WIB
  3. Proses Pengolahan Sampah, dilakukan setiap hari mulai pukul 15.30 s.d pukul 15.45 WIB
  4. Pada tahapan selanjutnya, proses komposting berjalan sesuai dengan target, dimana untuk proses tersebut memerlukan waktu sekitar 10 – 15 hari sampai kondisi kompos benar-benar matang. Karena keterbatasan lahan maka untuk proses pematangan dipindahkan ke area lainnya sehingga tidak mengganggu proses komposting yang ada. Hasil komposting dalam kondisi bagus yaitu :
  5. Proses berjalan dengan suhu antara 40O C sampai 60O C
    • Kelembaban kompos berkisar antara 40% - 70%
    • Warna kompos kehitam-hitaman
    • Bau tidak menyengat / asam tapi bau kompos alam
  6. Proses pembersihan area TPST dan perlengkapan kerja, dilakukan mulai pukul 15.45 WIB s.d pukul 16.00 WIB oleh petugas dengan penuh tanggungjawab karena jika tidak dijaga maka akan mempengaruhi proses pengelolaan sampah itu sendiri dimana akan mengundang lalat sehingga proses komposting dapat terganggu.

Hasil evaluasi kegiatan TPST selama 2 bulan beroperasi :
  1. Proses pengangkutan sampah masih memerlukan waktu yang lama, kendalanya karena masih menggunakan sistem manual yaitu dengan gerobak yang ditarik oleh tenaga manusia
  2. Proses pemilahan belum sesuai dengan target dimana seharusnya seluruh sampah yang masuk harus melalui proses pemilahan, kendalanya karena waktu pemilahan yang terbatas, jam kerja petugas tersita cukup banyak untuk proses pengangkutan sampah, sehingga tidak semua sampah dapat dipilah. Dari sekitar 2 - 3 m3 sampah yang masuk TPST, masih ada sekitar 0,7 - 1 m3 yang tidak terpilah dan terpaksa masuk kedalam sampah residu untuk dibuang ke TPA
  3. Proses pencacahan sudah berjalan dengan baik, namun dari segi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) petugas masih terdapat potensi terjadinya kecelakaan, kendalanya adalah posisi hooper yang terlalu tinggi sehingga menyulitkan petugas dalam memasukkan sampah organik untuk dicacah kedalam mesin
  4. Proses komposting sudah berjalan dengan baik, namun jika cuaca hujan maka air hujan akan tampias dan masuk ke area workshop, bahkan ada beberapa titik atap workshop yang bocor
  5. Proses pengayakan masih belum bisa dilakukan, kendalanya karena kapasitas mesin ayak lebih tinggi dari daya listrik terpasang sehingga saat mesin dinyalakan posisi listrik langsung drop
  6. Proses pembersihan peralatan dan area kerja masih terkendala dengan tidak tersedianya tempat penampungan air, jika listrik padam maka proses pembersihan tidak dapat dilakukan
  7. Proses pengangkutan sampah residu ke TPA masih belum maksimal, terkendala dengan kendaraan pengangkut sampah yang tidak bisa masuk ke lokasi TPST karena akses jalan yang sempit, perlu dilakukan pelebaran jalan melalui jalan desa
  8. Proses administrasi dan komunikasi belum bisa dilaksanakan, kendalanya karena belum tersedianya papan informasi, meubeler, alat tulis kerja dan sarana telekomunikasi lainnya
  9. Proses perhitungan jumlah sampah yang masuk dan dibuang serta jumlah kompos yang dihasilkan belum dengan akurat bisa dilaksanakan, terkendala dengan alat timbangan yang belum dimiliki

Ditulis oleh Ricky Gustiar, SH. - Ketua KSM Mitra Warga 

Selasa, 01 April 2014

Alur Kerja Baku Petugas di TPST



Alur kerja baku TPST setelah 2 minggu pertama beroperasi adalah :

Surat Edaran KSM Mitra Warga
  1. Sesuai himbauan dalam surat edaran dari KSM Mitra Warga bernomor 08/KSM_MW/PNG/II/2014 tertanggal 2 Februari 2014, tentang Informasi dan Himbauan yang intinya agar warga memilih dan memilah sampah dari rumah masing-masing dan dimasukkan kedalam kantong plastik kresek dan digantungkan di pohon atau pagar rumah masing-masing serta agar tidak menyediakan tong / tempat sampah didepan rumahnya untuk menghindari adanya pemulung masuk ke lingkungan demi kenyamanan dan keamanan bersama. Sampah tersebut terbagi dalam :
    • Kantong kresek pertama berwarna putih atau bening berisi sampah organik
    • Kantong kresek kedua berwarna selain putih, hitam atau bening, bisa merah, biru, kuning, hijau, dsb yang berisi sampah non organik
    • Kantong kresek ketiga berwarna hitam berisi sampah berbahaya seperti Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), kaca / beling, tusuk sate, jarum, dsb
  2. Sampah diambil oleh petugas setiap hari pukul 07.30 – 11.30 WIB
  3. Sampah mulai dipilah di TPST pukul 13.00 – 15.30 WIB
  4. Sampah dicacah dan ditumpuk di segitiga aerasi pukul 15.30 – 15.45 WIB
  5. Petugas membersihkan area TPST pukul 15.45 – 16.00 WIB
 Ditulis oleh : Ricky Gustiar, SH. - Ketua KSM Mitra Warga

Operasional TPST di Hari Pertama



Petugas sampah sedang melakukan pemilahan

Saat pertama kali beroperasi, sangat terasa bahwa masih banyak hal yang perlu dilengkapi agar operasional TPST bisa berjalan sebagaimana mestinya. Adapun kekurangan tersebut adalah berupa peralatan pendukung serta infrastruktur yang harus diselaraskan dengan alur proses pengelolaan sampah.
Pelaksanaan pengelolaan sampah dimulai pukul 07.30 WIB dimana petugas mulai mengambil sampah dari masing-masing rumah warga di RW-02, dan selesai pengangkutan pukul 11.50 WIB dengan sampah yang masuk TPST sebanyak 3m3. Setelah jam istirahat, pukul 13.15 WIB dimulailah proses pemilahan sampah, sampai pukul 17.45 WIB. Pukul 19.50 sampai pukul 20.40 WIB  sampah dicacah dan disusun di segitiga aerasi. Lalu pekerjaan dilanjutkan dengan pembersihan area dan peralatan kerja dan berakhir pukul 21.10 WIB. 
Proses pencacahan sampah organik
Proses pembersihan area TPST dan perlengkapan kerja, dilakukan petugas dengan penuh tanggungjawab karena jika tidak dijaga maka akan mempengaruhi proses pengelolaan sampah itu sendiri dimana akan mengundang lalat sehingga proses komposting dapat terganggu.
Dari kegiatan operasional tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa proses pemilahan membutuhkan waktu yang cukup panjang sehingga dengan jumlah volume sampah 2-3 m3 perhari sementara jam kerja petugas adalah pukul 07.30 – 15.30 WIB maka proses pengelolaan sampah tidak akan sesuai dengan target. Untuk itu perlu dicari solusi kedepannya agar pelaksanaan operasional TPST dapat berjalan sesuai harapan.

Ditulis oleh : Ricky Gustiar, SH. - Ketua KSM Mitra Warga

Acara Selamatan Sebelum Operasional TPST

Sebelum dioperasionalkannya Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Mitra Warga Perumahan Graha Mitra Citra maka dilakukan terlebih dahulu Acara Selamatan yang dihadiri oleh Kepala Desa Panongan - Suhendi, Kepala Dusun VI Perumahan - Etik Sukarnaria, para Ketua RW se- Perumahan Graha Mitra Citra beserta pengurusnya, para Ketua RT se-RW-02 beserta pengurusnya, mantan Ketua RW-02 - Amin Lukman, SE., para Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama se-RW-02 serta warga masyarakat sekitar lokasi TPST. Hadir juga dalam kesempatan tersebut adalah Mohamad Eko Riyadi, SH., MH., anggota DPRD Kabupaten Tangerang dari Komisi IV dan Ketua Forum Lima Januari (FORJAN) yaitu H. Alih Sualih, SH.
Ketua KSM sedang memberikan pemaparan
Acara selamatan tersebut terbilang khidmat, dipimpin oleh Ust. Sukajaya selaku Ketua DKM Almuhajirin, lantunan dzikir dan tahlil menggema di lokasi TPST, mengharap ridho-Nya agar kegiatan mulia ini senantiasa mendapat bimbingan-Nya.
Selepas doa bersama, acara dilanjutkan dengan pemaparan sejarah pengelolaan sampah di RW-02 sampai dibangunnya sarana TPST dan program kerja TPST kedepannya yang disampaikan oleh Ketua KSM Mitra Warga, Ricky Gustiar, SH. Inti dari pemaparan Ketua KSM ini adalah minta dukungan kepada semua pihak terkait agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan dengan lancar, dimana untuk tahap awal, area kerja KSM hanya di wilayah RW-02, dengan segala keterbatasannya, baik infrastruktur, peralatan maupun dana operasional. Jika sudah berjalan dengan baik dan kendala di lapangan sudah teratasi serta peralatan penunjang sudah tersedia, maka barulah area kerja KSM diperluas ke wilayah RW-04 dan RW-05.
Kiri ke kanan : Mantan Ketua RW-02 GMC, Ketua RW-05,
Anggota DPRD Kab. Tangerang, Kepala Desa Panongan
Semua pimpinan wilayah, mulai dari Kepala Desa, Kepala Dusun, Ketua RW-02, Ketua RW-04 dan Ketua RW-05 serta mantan Ketua RW-02 mendukung sepenuhnya kegiatan ini, dan berharap agar seluruh komponen masyarakat di wilayah Perumahan Graha Mitra Citra dapat memberikan kontribusi positif dan riil kepada KSM Mitra Warga selaku badan pengelola TPST.
Mohamad Eko Riyadi, selaku anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Tangerang juga menyampaikan dukungannya, bahkan jika kegiatan di TPST ini berhasil maka dia akan mengupayakan untuk melobi pihak eksekutif atau Pemerintah Daerah agar menyisihkan anggaran dari APBD Kabupaten Tangerang untuk membantu meng-upgrade peralatan dan infrastruktur TPST agar lebih efektif dan efisien dalam hal operasional sistemnya, bahkan akan membawa TPST Mitra Warga ini menjadi TPST percontohan di Kabupaten Tangerang.

Ditulis oleh : Ricky Gustiar, SH. - Ketua KSM Mitra Warga